Pendekatan
psikoanalitis menunjukkan bahwa perilaku manusia dikuasasi oleh personalitasnya
atau kepribadiannya. Pelopor dari pendekatan psikoanalitis adalah Sigmund
Freud. Menurut Freud, susunan kepribadian seseorang dapat dijelaskan dengan
kerangka ketidaksadaran. Freud percaya bahwa terdapat 3 (tiga) hal yang saling
berkaitan dan seringkali berlawanan konflik), yakni : Id, Ego, dan Superego.
1.
Konsepsi Id
Id merupakan bagian dari kepribadian
yang menyimpan dorongan-dorongan bilogis manusia – pusat instink (hawa nafsu)
(Rakhmat, 2005:19).
Id merupakan suatu upaya untuk
mendapatkan penghargaan, pemuasan dan kesenangan. Upaya-upaya tersebut secara
pokok diwujudkan melalui libido dan agresi.
Libido mengarah pada hubungannya dengan
keinginan seksual dan kesenangan-kesenangan, juga kehangatan, makanan, dan
kenyamanan.
Agresi mendorong Id kearah kerusakan, diantaranya keinganan perang, berkelahi,
berkuasa, dan semua tindakan-tindakan yang bersifat merusak.
Sebagai bentuk perwujudan adanya libido dan agresi dalam
diri seseorang dapat terlihat dalam hasrat seseorang untuk mendapatkan pangkat
yang tinggi dan nafsu untuk menyingkirkan kawan atau lawan secara sadis pada
dapat terjadi pada saat yang bersamaan.
Pada indvidu yang berkembang dewasa dan matang, mereka belajar
untuk mengendalikan Id agar jangan
sampai berkembang menjadi perusak. Untuk itulah agama mengajarkan keimanan
untuk senantiasa dipupuk dan dibina secara sempurna.
Namun walaupun demikian, Id
tetap diakui sebagai kekuatan yang mendorong pada sepanjang kehidupan manusia
dan merupakan sumber yang amat penting dari daya berfikir dan upaya bertindak.
2.
Konsepsi Ego
Ego
berfungsi
menjembatani tuntutan Id dengan
realitas dunia luar. Ego adalah
mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Ego yang menyebabkan manusia mampu
menundukkan hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud yang rasional (Rakhmat,
2005:20).
Ketika Id mendesak supaya Anda membalas ejekan dengan ejekan lagi, ego memperingatkan Anda bahwa lawan Anda
adalah “bos” yang dapat memecat Anda. Jka Anda mengikuti desakan Id, Anda konyol. Ego mengingatkan Anda bahwa melawan atasan itu tidak baik.
3.
Konsepsi Superego
Superego adalah polisi kepribadian, mewakili
yang ideal. Superego adalah hati
nurani yang merupakan internalisasi dari norma-norma sosial dan kultural
masyarakat (Rakhmat, 2005:20).
Superego adalah sumber norma atau standar
yang tidak sadar yang menilai semua aktivitas ego.
Superego menetapkan suatu norma yang
memungkinakn ego memutuskan apakah
sesatu itu benar atau salah.
Superego dapat bertindak sebagai mediator
terhadap hukuman dari penyimpangan-penyimpangan norma.
Superego berkembang dari saling
berinteraksinya ego dengan
masyarakat.
Seseorang tidak akan menyadari cara kerja superego karena superego
berada di bawah alam sadar.
Kesadaran dalam superego
dikembangkan melalui penyerapan dari nilai-nilai kultural dan moral dalam
masyarakat.
Superego membantu seseorang dengan
menolong ego melawan impulsanya Id. Namun dalam keadaan tertentu, superego juga dapat berlawanan sehingga
menimbulkan konflik dengan ego.
Sumber Rujukan
o
Rakhmat,
Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi.
Edisi Revisi. Bandung :Remaja Rosdakarya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar