Sistem pengendalian manajemen
pada dasarnya suatu sistem yang digunakan oleh manajemen untuk membangun masa
depan organisasi. untuk membangun masa depan organisasi, perlu ditentukan lebih
dahulu dalam bisnis apa organisasi akan berusaha. Jabawan atas pertanyaan
tersebut merupakan misi organisasi dengan demikian misi organisasi merupakan
the chosen track untuk membawa organisasi mewujudkan masa depannya. Diharapkan
dengan dilaksanakannnya struktur sistem manajemen akan tercipta visi dan misi
organisasi perusahaan kemudian mengimplementasikannya.
Permasalahan yang timbul dalam
implementasi struktur sistem pengendalian manajemen yang dapat
diidentifikasikan sekarang ini adalah terletak pada kelemahan struktur dan
kelemahan proses. Sistem pengendalian manajemen tidak dapat mewujudkan tujuan
sistem kemungkinan karena strukturnya tidak pas dengan lingkungan yang dihadapi
perusahaan, dapat juga terjadi tujuan sistem pengendalian manajemen tidak
tercapai karena proses sistem pengendalian manajemennya lemah.
Dampak yang timbul dikarenakan
perusahaan tidak memberlakukan struktur sistem pengendalian manajemen antara
lain organisasi perusahaan akan kesulitan menghadapi berbagai perubahan tajam
radikal, konstan, pesat, serentak sehingga roda organisasi tidak akan jalan dan
tidak dapat membuat berbagai perencanaan, tidak dapat memprediksi target
organisasi ke depannya
Untuk menghadapinya diperlukan
struktur sistem pengendalian manajemen dimulai dari pengamatan dan
pengindetifikasian memacu perubahan (change
drivers) yang berdampak terhadap karakteristik lingkungan yang akan
dimasuki perusahaan.) Struktur sistem merupakan komponen-komponen yang
berkaitan erat satu dengan lainnya yang secara bersama-sama digunakan untuk
mewujudkan tujuan sistem seperti yang dikatakan Mulyadi, Johny (2001 : 8) bahwa
struktur pengendalian manajemen terdiri dari tiga komponen yaitu Struktur
organisasi, Jejaring informasi dan Sistem penghargaan. Kerangka pendesainan
struktur sistem pendesainan pengendalian manajemen mempergunakan pendekatan
contigen
Struktur Sistem Pengendalian
Manajemen
Struktur sistem pengendalian
manajemen merupakan komponen-komponen yang berkaitan dengan lainnya yang secara
bersama-sama membentuk sistem. Setiap komponen dalam struktur memiliki fungsi
tertentu untuk mencapai tujuan sistem. Struktur yang sehat adalah struktur sistem
yang setiap komponennya didesain sesuai dengan tuntutan lingkungan bisnis yang
akan diterapi sistem tersebut.
Dalam membangun struktur
organisasi dibangun berdasarkan fungsi yang dituntut dari organisasi yang
bersangkutan, jika organisasi dibangun untuk memasuki lingkungan bisnis yang
menuntut kecepatan pengambilan keputusan yang di dalamnya costumer memegang
kendali bisnis dan yang mempekerjakan knowlegde
workes, struktur organisasi yang pas dengan fungsi organisasi tersebut
adalah yang memiliki karakteristik, cepat respon, fleksibel dan inovatif.
Struktur sistem pengendalian
manajemen diperlukan oleh organisasi perusahaan karena menuntut semua
perusahaan yang memasukil lingkungan tersebut memiliki kekuatan lebih untuk
bersaing. Agar dapat dipilih oleh costumer, produk dan jasa perusahaan harus
memiliki keunggulan tidak akan bertahan lama, karena pesaing akan mencari
berbagai cara untuk menghasilkan value terbaik bagi costumer. Oleh karena itu,
untuk tetap bertahan dan bertumbuh di lingkungan bisnis yang kompetitif,
perusahaan dituntut untuk secara berkelanjutan menemukan kembali keunggulan
daya saing.
Untuk dapat bertahan dan
bertumbuh dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, organisasi perusahaan tidak
cukup hanya mampu menjadi pencipta kekayaan (wealth-creating institution) namun, dituntut untuk memiliki
kemampuan jauh lebih dari itu, perusahaan dituntut untuk menjadi institusi
pelipatgandaan kekayaan (wealth-multiplying
institution) untuk membangun kemampuan perusahaan sebagai pelipat gandaan
kekayaan, manajemen perlu memanfaatkan sistem manajemen yang khusus didesain
untuk tujuan pelipatgandaan kekayaan.
Sistem pengendalian yang efektif
adalah sistem yang diarahkan kepada dua penyebab, diperlukannya pengendalian
ketidakmampuan personel dalam mencapai tujuan organisasi melalui perilaku yang
diharapkan, ketidak mampuan personel di dalam mencapai tujuan dapat dtingkatkan
melalui pendidikan dan pelatihan, serta penyediaan teknologi memadai, ketidak
mampuan personel dalam mencapai tujuan organisasi melalui prilaku yang
diharapkan dapat dikurangi atau dihilangkan melalui :
1.
Perumusan
Misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi secara jelas.
2.
Pengkomunikasian
misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi kepada personel
perusahaan melalui personal behaviors
para pemimpin organisasi dan operational
behavior.
Melalui proses internalisasi,
misi, visi, keyakinan dasar dan nilai dasar organisasi dapat tertanam di dalam
diri seluruh personel menjadi shared
mission, shared vision, shared beliefs dan shared values.Shared mission,
shared vision, shared belief dan shared values menjadikan karyawan berdaya
untuk mengendalikan perilakunya sesuai dengan yang diharapkan di dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Sistem pengendalian manajemen
juga menyediakan berbagai sistem untuk melaksanakan proses perencanaan dan
implementasi rencana. Melalaui sistem pengendalian manajemen, keseluruhan
kegiatan utama untuk menjadikan perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan
dapat dilaksanakan secara terstruktur, terkoordinasi, terjadwal dan terpadu
sehingga menjanjikan tercapainya tujuan perusahaan-perusahaan bertambahnya
kekayaan dalam jumlah yang memadai
Proses Struktur Sistem
Pengendalian Manajemen
Proses sistem pengendalian
manajemen terdiri dari enam tahap utama berikut ini :
1.
Perumusan
Strategi
Tahap perumusan strategi adalah
tahap yang sangat menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan organisasi.
Dalam tahap ini dilakukan pengamatan terhadap tren perubahan lingkungan makro
dan lingkungan industri. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tren tersebut
dilakukan perumusan, misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, dan nilai organisasi.
2.
Perencanaan
Strategik
Setelah perusahaan merumuskan
tentang strategi yang dipilih untuk mewujudkan visi dan misi melalui
organisasi, strategi tersebut kemudian perlu diimplementasikan. Langkah pertama
adalah melaksanakan perencanaan strategik, dalam langkah ini strategi yang
telah dirumuskan diterjemahkan ke dalam neraca strategik yang komprehensif dan
koheren, yang terdiri dari tiga komponen : sasaran strategik, target, inisiatif
strategik
3.
Penyusun
Program
Penyusunan program adalah proses
penyusunan rencana jangka panjang untuk menjabarkan inisiatif strategik yang
dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik. Pelaksanaan inisiatif strategik
memerlukan perencanaan sistematik langkah-langkah yang akan ditempuh oleh
perusahaan dalam jangka panjang ke depan beserta taksiran sumber daya yang
diperlukan untuk program, suatu rencana jangka panjang yang berisi
langkah-langkah strategik yang dipilih untuk mewujudkan sasaran strategik
tertentu beserta taksiran sumberdaya yang diperlukan
4.
Penyusunan
Anggaran
Penyusunan anggaran adalah proses
penyusunan rencana jangka pendek (biasanya untuk jangka waktu satu tahun) yang
berisi langkah-langkah yang ditempuh oleh perusahaan dalam melaksanakan
sebagian dari program dalam penyusunan anggaran dijabarkan program tertentu ke
dalam rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam tahun anggaran, ditunjukkan
manajer dan karyawan yang bertanggung jawab dan dialokasikan sumberdaya untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.
5.
Implementasi
Setelah rencana menyeluruh
selesai disusun, langkah berikutnya adalah implementasi rencana. Dalam tahap
implementasi rencana ini, manajemen dan karyawan melaksanakan rencana yang
tercantum dalam anggaran ke dalam kegiatan nyata. Oleh karena anggaran adalah
bagian dari program, dan program merupakan penjabaran sasaran strategik dipilih
sebagai penjabaran strategi yang dirumuskan, maka dalam implementasi rencana,
manajemen dan karyawan harus senantiasa menyadari keterkaitan erat diantara
implementasi, anggaran, program, inisiatif, sasaran strategik dan strategi.
Kesadaran demikian akan mempertahankan langkah-langkah rinci yang dilaksanakan
dalam tahap implementasi tetap dalam rerangka yang dipilih untuk mewujudkan
visi organisasi.
6.
Pemantauan
Implementasi rencana memerlukan
pemantauan, hasil setiap langkah yang direncanakan perlu diukur untuk memerlukan
umpan balik bagi pemantauan pelaksanaan anggaran, program, dan inisiatif
strategik. Hasil implementasi rencana juga digunakan untuk memberikan informasi
bagi pelaksana tentang seberapa jauh target telah berhasil dicapai, sasaran
strategik telah berhasil diwujudkan dan visi organisasi dapat dicapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar