Pengertian Budaya Organisasi
Robbins (2005) berpendapat bahwa budaya
organisasi merupakan suatu sistem dari makna organisasi/arti bersama yang
dianut dari para anggotanya yang membedakan organisasi dari organisasi lainnya.
Budaya organisasi dapat juga
dikatakan sebagai kebiasaan yang terus berulang-ulang dan menjadi nilai (value) dan gaya hidup oleh sekelompok
individu dalam organisasi yang diikuti oleh individu berikutnya. Budaya
organisasi adalah norma-norma yang disepakati untuk menuntun perilaku individu
di dalam organisasi (Torang, 2013:106).
Menurut Thompson dan Stickland
(2001) budaya organisasi menunjukkan nilai, beliefs,
prinsip, tradisi, dan cara sekelompok orang beraktivitas dalam organisasi.
Menurut Kreitner dan Kinicki (2007)
budaya organisasi adalah nilai dan keyakinan bersama yang mendasari identitas
organisasi.
Bentuk Budaya Organisasi
Stephen P. Robbins (2003:527)
mengelompokkan bentuk budaya organisasi yaitu : network culture, merceanry
culture, fragmented culture, dan
communal culture. Penetapan bentuk-bentuk budaya organisasi tersebut
melalui hubungan antara tingkat sosiabilitas dan solidaritas. Dimensi
sosiabilitas adalah tingkat persahabatan diantara anggota organisasi. Sedangkan
dimensi solidaritas adalah tingkatan dimana orang saling mengerti terhadap
tugas dan fungsinya.
1.
Network Culture
Organisasi memandang anggota
sebagai keluarga dan teman (high on
sociability but low on solidarity). Orang-orang dalam network culture sangat bersahabat dan bersuka ria dalam gaya,
cenderung berbicara tentang bisnis secara bebas, kebiasaan informal, dan menggunakan
banyak waktu untuk sosialisasi, dan tanpa masalah, serta saling mengetahui satu
sama lain dengan cepat dan merasa bahwa mereka adalah bagian dari organisasi.
2.
Mercenary Culture
Organisasi berorientasi pada
tujuan (low on sociability but high on solidarity).
Komunikasi cenderung cepat, langsung, dan dikendalikan dengan cara yang tidak
ada yang tidak mungkin, tidak toleran pada kebiasaaan menghabiskan waktu,
meninjolkan bisnis dan omong kosong, toleransi dalam menggunakan waktu yang
lama untuk mewujudkan tujuannya.
3.
Fragmented Culture
Low
on sociability and low on solidarity. Budaya ini menggambarkan orang yang bekerja dengan sedikit
melakukan kontak bahkan tidak saling mengenal, tidak menampakkan idnetifikasi
organisasi, serta cenderung mengidentifikasi dengan profesi dimana mereka
diposisikan.
4.
Communal Culture
High on sociability and high on
solidarity. Anggota
organisasi sangat bersahabat dan bergaul, baik secara pribadi maupun secara
profesional, umumnya terjadi pada perusahaan yang menggunakan teknologi tinggi,
individu dalam organisasi cenderung berbagai banyak hal, komunikasi mengalir
dengan sangat mudah, mereka mengenakan logo perusahaan, hidup dalam kepercayaan
perusahaan dan membela perusahaan dari orang lain.
Karakteristik Budaya Organisasi
Victor Tan (2002:20)
mengidentifikasi beberapa karakteristik budaya organisasi, yakni :
1.
Individual initiative (tanggung jawab, kebebasan dan
ketidaktergantungan yang dimiliki individu)
2.
Risk tolerance (pekerja didorong mengambil
resiko, menjadi agresif dan inovatif)
3.
Direction (kemampuan organisasi
menciptakan sasaran yang jelas dan menetapkan target kinerja)
4.
Integration (setiap unit dalam organisasi
didorong untuk bekerja dengan cara terkoordinasi)
5.
Management support (tersedia bantuan, dan dukungan
untuk bawahanya)
6.
Control (jumlah aturan, ketentuan, dan
pengawasan langsung terhadap perilaku karyawan)
7.
Identity (identitas)
8.
Reward system (didasarkan pada relatif kinerja)
9.
Conflict tolerance (konflik dan kritikan secara
terbuka)
10.
Commnication pattern (pola komunikasi dibatasi pada
kewenangan hirarki formal).
Fungsi Budaya Organisasi
Wibowo (2010) menyebutkan bahwa
fungsi budaya organisasi secara umum adalah untuk mengindikasikan : (1)
identitas; (2) batasan peran yang jelas; (3) komitmen kolektif; (4) usaha
pembangunan stabilitas sistem sosial; (5) usaha pembangunan pikiran sehat dan
masuk akal; dan (6) memperjelas standar perilaku.
Sumber Rujukan :
o
Robbins,
Stephen P. 2003. Organizational Behavior.
New Jersey : Prentice Hall International Inc.
o
Tan, Victor.
2002. Changing Your Corporate Culture.
Singapore : Times Books International.
o
Torang,
Syamsir. 2013. Organisasi & Manajemen
(Perilaku, Struktur, Budaya, dan
Perubahan Organisasi). Bandung : Alfabeta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar