Pentingnya
Identitas
·
Identitas berperan penting bagi kejiwaan
seseorang (siapa saya? Apa peran saya dalam hidup?).
·
Pemahaman tentang identitas merupakan
aspek penting dalam pembelajaran dan praktik komunikasi antarbudaya.
·
Dunia yang tidak pasti dimana manusia
tinggal ini sebagian dipengaruhi oleh perbedaan persepsi mengenai identitas.
·
Ketika manusia berjuang untuk
beradaptasi dengan kedinamisan dunia sosial modern yang dipenuhi dengan
pengaruh globalisasi dan cara tradisional, identitas menjadi faktor yang
penting dalam bagaimana suatu masyarakat menghidupi hidup mereka serta dengan
siapa mereka berhubungan.
·
Identitas mempengaruhi dan mengarahkan
harapan individu terhadap peranan sosialnya dan orang lain, serta memberikan
petunjuk dalam interaksi dengan orang lain (M.L. Hecht, R.L. Jackson II, S.R.
Ribeau, 2003).
Pengertian
Identitas
Identitas merupakan konsep yang abstrak dan
kompleks
·
Gardiner dan Kosmitzki (2008) :
“Identitas merupakan definisi diri seseorang sebagai individu yang berbeda dan
terpisah, termasuk perilaku, kepercayaan, dan sikap.”
·
Ting-Toomey (2005) : “Identitas merupakan
konsep diri yang direfleksikan atau gambaran diri bahwa kita berasal dari
keluarga, gender, budaya, etnis, dan proses sosialisasi individu. Identitas
pada dasarnya merujuk pada pandangan reflektif mengenai diri kita
sendiriataupun persepsi orang lain mengenai diri kita.”
·
Martin dan Nakayama (2005) : “Identitas
merupakan konsep diri sendiri, siapa kita sebagai manusia.”
·
Matthews (2000) : “Identitas merupakan
bagaimana kita melihat diri kita sendiri.”
·
Fong (2004) : “Budaya dan identitas
budaya dalam pembelajaran hubungan antarbudaya menjadi payung untuk
menggolongkan identitas ras dan etnik.”
·
Fong (2004) : “Identitas Budaya
merupakan identifikasi dari sistem perilaku simbolis verbal dan nonverbal yang
memiliki arti dan yang dibagikan diantara anggota kelompok yang memiliki rasa
saling memiliki dan yang membagi tradisi, warisan, bahasa, dan norma-norma yang
sama. Identitas budaya merupakan konstruksi sosial.”
·
Lustig dan Koester (2006) : “Identitas
Budaya merupakan rasa kepemilikan seseorang terhadap budaya atau kelompok etnik
tertentu.”
·
Klyyukanov (2005) : “Identitas budaya
dapat dilihat sebagai keanggotaan dalam suatu kelompok dimana semua orang
menggunakan sistem simbol yang sama.”
Identitas merupakan hal yang dinamis dan
beragam
·
Lustig dan Koester (2006) : “Identitas
itu bukanlah merupakan hal yang statis, namun berubah-ubah menurut pengalaman
hidup individu.”
Klasifikasi
Identitas
Turner (1987) memberikan tiga kategori
untuk mengklasifikasikan identitas, yaitu :
a)
Identitas manusia, merupakan pandangan
yang menghubungkan individu dengan seluruh manusia dan memisahkan individu dari
bentuk kehidupan lain.
b)
Identitas sosial, merupakan perwakilan dari
kelompok dimana individu tergabung seperti : ras, etnisitas, pekerjaan, umur,
kampung halaman, dll. Identitas sosial merupakan produk dari perbedaan antara
menjadi anggota dari kelompok sosial tertentu dan bukan anggota dari kelompok
sosial yang lain.
c)
Identitas pribadi, timbul dari hal-hal
yang membedakan individu dari individu yang lainnya dan menandakan individu
sebagai pribadi yang spesial dan unik.
Memperoleh
dan Mengembangkan Identitas
·
Ting-Toomey (2005) : “Manusia memperoleh
dan mengembangkan identitas mereka melalui interaksi mereka dalam kelompok budaya
mereka.”
·
Perkembangan identitas selanjutnya
menjadi proses dalam keluarga dan sosialisasi budaya yang dipengaruhi oleh
budaya lain dan perkembangan pribadi.
·
Identitas awal individu berawal dari
keluarga, dimana individu mulai untuk belajar secara budaya tentang
kepercayaan, nilai, dan peranan sosial yang tepat (Ting Toomey, 2005).
·
Phinney (1993) menawarkan model tiga
tahap untuk memahami pertumbuhan identitas (walaupun model ini difokuskan pada
identitas etnis diantara anak remaja,namun dapat juga digunakan dalam
pemerolehan dan pertumbuhan identitas budaya) yaitu :
a)
Tahap Pertama, Identitas etnis yang tidak diketahui : ditandai dengan kurangnya
eksplorasi terhadap etnisitas. Selama tahap ini individu tidak tertarik untuk
mengeksplorasi atau menampilkan identitas pribadi mereka. Ketidaktertarikan ini
dapat berasal dari keinginan untuk menyembunyikan identitas etnis individu
dalam usahanya untuk mengidentifikasi budaya yang lebih mayoritas.
b)
Tahap Kedua, Pencarian identitas etnis : dimulai ketika individu mulai tertarik
untuk mempelajari dan memahami identitas etnis mereka sendiri.
c)
Tahap Ketiga, Pencapaian etnis : diperoleh ketika individu memiliki pemahaman
yang jelas dan pasti mengenai identitas budayanya sendiri. Pencapaian
indentitas juga dapat memberikan rasa percaya diri dan penghargaan terhadap
diri sendiri.
·
Berdasarkan cara pemerolehannya,
identitas individu jug adapat dikelompokkan berdasarkan warisan dan pengakuan
(Hall, 2004). Hal ini merujuk pada apakah identitas individu diperoleh secara
sengaja atau tidak.
·
Identitas ras, etnis, dan jenis kelamin
didapatkan ketika lahir dan dianggap sebagai warisan atau tidak disengaja.
·
Identitas sebagai mahasiswa merupakan pengakuan karena dengan sengaja memilih masuk perguruan tinggi.
Membentuk
dan Menetapkan Identitas
·
Bagaimana identitas budaya dibentuk dan
ditunjukkan?
·
Yep (2006) : “Dengan berinteraksi dengan
orang lain, individu akan terus menerus membentuk dan membentuk kembali
identitas budaya melalui komunikasi.”
·
Molden (1998) : “Melalui komunikasilah
individu dapat mengekspresikan kesamaan dan ketidaksamaan dengan yang lain.”
·
Kegunaan komunikasi dalam membentuk dan
menetapkan identitas dapat dalam berbagai bentuk, termasuk : percakapan,
peringatan sejarah, musik, tarian, ritual, upacara, dan berbagai drama sosial”
(A.D. Buckley dan M.C. Kenney, 1995).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar