Fungsi perencanaan
seringkali dinamakan sebagai fungsi utama dari kegiatan manajemen, karena dalam
perencanaan seluruh rangkaian aktivitas yang akan dilakukan, mengapa dilakukan,
kapan, dimana, dan bagaimana melakukannya disusun. Jika tidak ada fungsi
perencanaan, manajer tidak akan pernah tahu apa yang harus diorganisasikan, diarahkan,
dan dikontrol. Bagaimana perencanaan dilakukan? Proses perencanaan melibatkan 2
(dua) elemen penting, yakni tujuan (goals)
dan rencana (plan).
A.
Pengertian
Tujuan
Tujuan merupakan hasil akhir yang diharapkan
dapat diraih oleh individu, kelompok, atau seluruh organisasi.
B.
Jenis-Jenis Tujuan
1. Dari segi
jumlah :
a) Tujuan
tunggal (single goals)
b) Tujuan yang
banyak (multiple goals)
2. Dari segi
kejelasan :
a) Tujuan yang
dinyatakan (stated goals)
Merupakan tujuan yang dinyatakan
secara formal oleh sebuah organisasi kepada publik, dan menjadi jaminan akan
kejelasan organisasi di mata publik. Contoh : “meningkatkan kepuasan
pelanggan”. Dengan adanya pernyataan tersebut maka pelanggan akan dapat
mengevaluasi apakah dalam kenyataannya perusahaan berhasil meningkatkan
kepuasan pelanggan ataukah tidak.
b) Tujuan yang
aktual dan nyata (real goals)
Merupakan tujuan yang tidak
dinyatakan pada publik, akan tetapi secara aktual dan nyata berusaha dicapai
oleh para anggota di dalam organisasi. Contoh : “meningkatkan insentif bagi
karyawan yang berprestasi dalam bekerja”.
3. Dari segi
keluasan dan waktu pencapaian :
a) Tujuan
strategis (strategic goals)
Tujuan yang ingin dicapai oleh
organisasi dalam jangka waktu yang relatif lama (3-5 tahun). Contoh : “menjadi market leader dalam bisnis makanan siap saji”.
b) Tujuan taktis
(tactical goals)
Tujuan yang ingin dicapai oleh
organisasi dalam jangka waktu menengah, relatif lebih singkat dari tujuan
strategis (1-3 tahun). Contoh : “meningkatkan pangsa pasar sebesar 30%”.
c) Tujuan
operasional (operational goals)
Tujuan yang infin dicapai oleh
organisasi dalam satu periode kegiatan organisasi (6 bulan-1 tahun). Contoh :
“meningkatkan penjualan makanan siap saji sebesar 20% di setiap outlet.
C.
Pengertian
Rencana
Rencana merupakan segala bentuk konsep dan
dokumentasi yang menggambarkan bagaimana tujuan akan dicapai dan bagaimana
sumber daya organisasi akan dialokasikan, penjadwalan dari proses pencapaian
tujuan, hingga segala hal yang terkait dengan pencapaian tujuan.
D.
Jenis-Jenis
Perencanaan
1.
Dari segi keluasan dan waktu :
a) Rencana
strategis/jangka panjang (strategic
plans/long-term plans)
Rencana yang akan dijalankan oleh
seluruh komponen dalam organisasi, dan dibuat dalam rangka pencapaian tujuan
organisasi secara keseluruhan. Contoh : “bagaimana agar organisasi bisa menjadi
market leader dalam makanan siap saji
disusun dalam rencana strategis atau jangka panjang.”
b) Rencana
taktis/jangka menengah (tactical
plans/mid-term plans)
Rencana yang dijalankan untuk
mencapai tujuan jangka menengah dan sebagai dorongan tercapaianya tujuan jangka
panjang. Contoh : “bagaimana peningkatan pangsa pasar sebesar 30% dirumuskan
dalam perencanaan taktis atau jangka menengah.”
c) Rencana
operasional/jangka pendek (operational
plans/short-term plans)
Rencana yang dijalankan untuk
tujuan jangka pendek, dan sebagai dorongan tercapainya tujuan jangka menengah.
Contoh : “bagaimana peningkatan penjulalan makanan siap saji sebesar 20% di
setiap outlet dirmuskan dalam rencana
ini.
Tujuan organisasi secara keseluruhan dapat
dicapai jika tujuan strategis dapat tercapai dalam jangka waktu yang
ditentukan. Untuk mencapai tujuan strategis, maka disusun rencana strategis.
Indikator keberhasilan dari rencana strategis dapat dilihat dari tujuan-tujuan
taktisnya. Apabila tujuan taktis tercapai, maka rencana strategis berjalan
dengan baik. Agar tujuan taktis dapat dicapai, maka disusun rencana taktis yang
disusun untuk pencapaian tujuan dalam jangka waktu menengah. Indikator
keberhasilan dari rencana taktis dapat dilihat dari pencapaian tujuan-tujuan
operasionalnya. Jika tujuan-tujuan operasional tercapai, maka rencana taktis
dianggap berjalan dengan semsertinya. Agar tujuan operasional dapat dicapai,
maka perlu disusun rencana-rencana operasional. Rencana operasional inilah yang
menjadi rumusan rencana yang harus dilakukan oleh organisasi pada jangka waktu
pendek. Pencapaian tujuan jangka pendek melalui pelaksanaan dari rencana jangka
pendek atau operasional akan menetukan pencapaian tujuan dan rencana diatasnya.
1.
Dari segi kejelasan :
a) Rencana
spesifik (specific plans)
Rencana yang rumusannya sudah
jelas dan tidak memerlukan interpretasi (penafsiran). Contoh : “manajer yang
menetapkan adanya peningkatan pangsa pasar sebesar 30% barangkali akan membuat
rencana yang sangat jelas seperti; prosedur kerja yang spesifik, alokasi
anggaran yang ketat, dan penjadwalan yang sudah jelas dan ketat.”
b) Rencana
direktif (directional plans)
Rencana yang dirmuskan untuk
tujuan tertentu, akan tetapi pada pencapaiannya memberikan keleluasaan atau
fleksibilitas untuk pencapaiannya. Contoh : “bagaimana peningkatan pangsa pasar
sebesar 30% dapat dicapai barangkali tidak memerlukan rencana yang begitu
spesifik. Manajer dapat menyerahkan sepenuhnya pada pimpinan dibawahnya untuk
secara kreatif melakukan perencanaan dengan target yang sudah disepakati.”
2.
Dari segi frekuensi penggunaan :
a) Rencana
sekali pakai (single-use plans)
Rencana yang biasanya dilakukan
untuk organisasi yang sifat kegiatannya temporal. Contoh : “kepanitiaan”
b) Rencana
penggunaan terus menerus (standing plans)
Rencana yang biasanya digunakan
oleh sebuah organisasi yang kegiatannya terus berkelanjutan dari waktu ke
waktu. Contoh : “kebijakan”, “prosedur”, dan “aturan kerja” yang digunakan
secara berkelanjutan oleh seluruh anggota organisasi.
Sumber
: Sule, Ernie Tisnawati & Saefullah,
Kurniawan. 2008. Pengantar Manajemen. Edisi Pertama. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar